8 Permasalahan Perempuan di Batam

Ilustrasi pergerakan perempuan di Batam.
(Dok. Media Center Pemko Batam pada kegiatan Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS)

Kota Batam, sebagai salah satu pusat industri dan migrasi di Indonesia, menghadapi berbagai tantangan sosial yang kompleks. Perempuan, sebagai bagian penting dari masyarakat, sering kali menjadi kelompok yang rentan terhadap berbagai permasalahan. Berikut adalah delapan isu utama yang dihadapi perempuan di Batam

  1. Kekerasan Fisik, Psikis, dan Seksual
    Data dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Batam mencatat 47 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2024, yang mencakup kekerasan fisik, psikis, dan seksual . Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga menjadi perhatian serius, dengan 7 kasus tercatat pada tahun yang sama.

    https://batam.inews.id/read/542640/47-kasus-kekerasan-terhadap-perempuan-tercatat-di-batam-pada-2024?
  1. Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
    Batam menjadi salah satu daerah yang rawan terhadap TPPO, terutama karena posisinya sebagai kota perbatasan. Pada tahun 2024, TPPO mencakup 32,6% dari 181 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang didampingi oleh pihak berwenang .

    https://metro.batampos.co.id/kekerasan-perempuan-dan-anak-di-batam-masih-krisis-serius/?
  1. Perkawinan Anak
    Perkawinan anak masih menjadi isu yang mengkhawatirkan di Batam. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) Kota Batam aktif melakukan sosialisasi untuk mencegah praktik ini, namun tantangan budaya dan ekonomi masih menjadi hambatan.

    https://mediacenter.batam.go.id/2024/05/31/pemko-ajak-masyarakat
  1. Eksploitasi Ekonomi
    Sebanyak 6,1% dari kasus kekerasan yang didampingi pada tahun 2024 terkait dengan eksploitasi ekonomi terhadap perempuan dan anak . Hal ini mencakup pemaksaan kerja tanpa upah yang layak dan kondisi kerja yang tidak manusiawi.

    https://metro.batampos.co.id/kekerasan-perempuan-dan-anak-di-batam-masih-krisis-serius/?
  1. Diskriminasi Gender
    Diskriminasi terhadap perempuan masih terjadi di berbagai sektor, termasuk dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan. Hal ini memperkuat ketimpangan gender dan membatasi peran perempuan dalam pembangunan.

    https://www.rri.co.id/daerah/768598/ppa-batam-catatkan-91-anak-alami-kekerasan-fisik-seksual-dan-mental?
  1. Kurangnya Akses terhadap Layanan Hukum dan Kesehatan
    Meskipun terdapat UPTD PPA yang menyediakan pendampingan dan layanan psikologis, masih banyak perempuan yang tidak mengetahui atau enggan mengakses layanan ini karena stigma sosial dan kurangnya informasi

    https://www.antaranews.com/berita/4677361/uptd-ppa-kota-batam-catat-57-kasus-kekerasan-di-awal-2025?
  1. Keterbatasan Sarana dan Prasarana
    Beberapa fasilitas pendukung untuk perlindungan perempuan, seperti komputer dan alat komunikasi di Dinas Pemberdayaan Perempuan, masih belum memadai, yang menghambat efektivitas pelayanan .

    https://forum.upbatam.ac.id/index.php/scientia_journal/article/download/6045/2877?utm_source=chatgpt.com
  1. Rendahnya Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
    Perempuan masih kurang terwakili dalam posisi-posisi strategis di pemerintahan dan sektor swasta di Batam. Hal ini berdampak pada kurangnya perspektif gender dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan.

Menuju Solusi: Harapan dan Langkah Ke Depan
Mengatasi permasalahan perempuan di Batam memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif. Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat umum perlu bekerja sama untuk :

  1. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang hak-hak perempuan.
  2. Memperkuat layanan perlindungan dan pendampingan bagi korban kekerasan.
  3. Mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor.
  4. Mengembangkan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan perempuan di Batam dapat hidup dengan aman, sejahtera, dan berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan kota.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *